Apa sih bedanya Buaya dan Aligator?

Buaya dan aligator memang sekilas mirip, tetapi keduanya ternyata berbeda. Mengapa bisa demikian?

Dalam jurnal Pathology of Wildlife and Zoo Animals seperti dikutip dari Live Science, aligator dan buaya memang sama-sama dalam ordo taksonomi Crococdylia. Ordo ini terbagi menjadi tiga famili utama, yakni Alligatoridae (aligator), Crocodylidea (buaya), dan Gavialidae (gharial).

Ketiga famili Crocodylia ini memang punya nenek moyang evolusioner yang sama. Tetapi, menurut The NY Times dalam Live Science, selama zaman Kapur Akhir sekitar 80 juta tahun yang lalu, aligator dan buaya menyimpang dan melanjutkan evolusi mereka sendiri.

Selama jutaan tahun ini, penampilan keduanya memang mirip. Kendati begitu, ada beberapa hal yang membuat kita bisa membedakan buaya dan aligator.

Perbedaan Buaya dan Aligator
Buaya dan aligator memiliki perbedaan mencolok pada moncongnya. Satu cara membedakan keduanya dengan cepat adalah dengan melihat rahang mereka.

Aligator memiliki karakter rahang overbite. Artinya, gigi di rahang bawah masuk ke soket di rahang atas dan tersembunyi.


Sementara berdasarkan Biology and Evolution of Crocodylians dalam Live Science, gigi rahang bawah buaya terletak di luar mulut dan masuk ke alur sepanjang rahang atas.
Selanjutnya, kepala aligator punya moncong berbentuk huruf U lebar dan pendek. Sedangkan buaya punya moncong lebih panjang dan lancip seperti huruf V.

Kendati demikian, juga ada pengecualian dari perbedaan ini. Misalnya seperti yang ditemukan pada buaya Crocodylus palustris. Dikatakan oleh San Diego Zoo Wildlife Alliance seperti dikutip dari Live Science, buaya jenis ini punya moncong lebih bulat dan mirip aligator.

Pada jurnal Royal Society open, ada sebuah penelitian di tahun 2018 yang menemukan bahwa ada aligator, tulang humerus di kaki depan dan tulang paha di kaki belakang lebih pendek.

Habitat Buaya dan Aligator Berbeda
Sebuah studi dalam Journal of Comparative Physiology mengatakan, buaya mempunyai kelenjar garam lingual di lidah yang membuat mereka dapat mengeluarkan kelebihan garam dari tubuh. Kemampuan ini juga membuat mereka bisa hidup di lingkungan laut yang asin seperti ditemukan pada buaya air asin Australia.

Sebetulnya aligator juga mempunyai kelenjar garam yang sama. Akan tetapi, kelenjar ini tidak terlalu efektif dan membatasi toleransi mereka terhadap air asin. Oleh karena itu, aligator lebih suka hidup di air tawar seperti danau dan rawa-rawa.

Perbedaan ini juga dapat menjelaskan habitat mereka secara global. Menurut National Geographic dalam Live Science, spesies buaya bisa ditemukan di seluruh Amerika, Afrika, Asia, dan Australia. Sedangkan aligator secara dominan ditemukan ditemukan di Amerika Utara dan Selatan.

Sumber: Detik

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak